Dia
embun pagi menetes
pagi yang cerah
angin berbisik dan bernyanyi
hari ini harinya Tuhan
dedaunan kuning jatuh berguguran
terbawa tidak berdaya
kutarik nafas dalam-dalam
hari ini harinya Tuhan
memori seakan tiada berhenti
terus mengulang sejarah
entah mengapa
selalu sakit yang dia tahu
dalam cerahnya hari
kurasakan dia
dalam kelamnya malam
kurasakan dia
tangan ke angkasa
mencoba mengukir langit
penuh harap
menjangkau surga
ribuan wajah
ribuan ekspresi
ribuan masa lalu
hidup terus berputar
zaman semakin gila
manusia hilang kesadarannya
sensitifitas dimusuhi
tiada yang peduli
dapatkah aku bertahan
berperang sendirian
menang sendirian
yang lain tewas berguguran
prinsip dan kebenaran
takkan pernah kukorbankan
karena pengkhianatan
hari ini harinya Tuhan
mata tak dapat melihatnya
logika tak juga mengenalnya
tapi hatiku memeluknya
dia yang setia dan senantiasa setia