Hidupkan Fotomu!
Tulisan dari: Black_Claw
Pernah terpikir kenapa semahal apapun kamera yang kamu beli, dan kamu sudah menghabiskan 24 jam membaca manual kameramu, gambar yang kamu hasilkan hanya terlihat seperti gambar asal jepret di fesbuk? Sepertinya kamu perlu mengetahui komposisi.
Komposisi adalah bagaimana kamu mengatur letak objek-objek dalam fotomu. Apa yang ingin kamu tonjolkan, apa yang ingin kamu tunjukkan pada orang yang nantinya akan melihat fotomu. Dengan mengatur letak mereka, kamu bisa menghasilkan gambar yang bagus hanya dengan modal kamera gopek kebawah, atau malah kamera hapemu. Mudahnya, fotomu nantinya akan tampak lebih hidup.
Ya, kamu harus menunjukkan satu poin yang menarik dalam sebuah foto. Foto yang biasa saja akan memberi kesan jika ada satu titik yang menarik dalam foto tersebut. Seringkali, semakin banyak objek yang menarik dalam foto, semakin tampak tidak menonjol foto tersebut. Sama seperti manusia. Manusia tidak sempurna, tapi itu yang membuatnya sempurna. Seepi, haati iinnniiiii, semilir angin beeertiuup, sepo…
Aduh, saya jadi melankolis keparat… Sepertinya karena saya nulis ini sambil dengerin endingnya Ksatria Baja Hitam RX… Sudahlah, mari dilanjutkan.
Cara paling mudah membuat sebuah foto menonjol, adalah membuat objek yang ingin kamu tonjolkan terlihat berbeda dari sekitarnya. Yang umum adalah menggunakan warna. Aturlah agar apa yang ingin kamu tonjolkan memiliki warna atau bentuk yang kontras dengan sekitarnya.
Mudah bukan? Keempat AS itu berbeda pola, warna, dan bentuk dengan lingkungan sekitarnya.
Atau, jika warna dan bentuk dari objek dan lingkungan sekitar kamu mirip, misalnya kamu ingin memotret daun di kebun (bentuk sama-sama daun, warna sama-sama ijo), kamu bisa menggunakan bokeh. Blur. Kabur. Kamu bisa mem-bokeh/blur/kabur kan bentuk-bentuk lain di sekeliling objek kamu.
Jika kamu belum paham bagaimana bokeh bisa terjadi, mungkin kamu perlu membaca tulisan saya yang lain di bagian “Diagfragma, bukaan lensa”.
Cukup dengan dua hal tersebut, kamu sudah bisa mendapatkan gambar yang baik. Jika kamu tidak bisa melakukan keduanya karna kondisi lapangan, ada beberapa cara atau teori penempatan objek yang bisa kamu coba gunakan.
Framing
Framing, membingkai, adalah memberikan gambar bingkai virtual yang tercipta dari objek-objek lain yang kamu tidak ingin tonjolkan. Mudahnya, kamu menempatkan objek-objek lain mengelilingi objek utama kamu.
Bisa kamu perhatikan di gambar, rotan yang ada di gambar memberikan “bingkai palsu” pada sekelompok orang yang duduk ditengah. Gaya seperti ini akan memberikan kesan yang kuat pada obyek yang dikelilingi. Membuat perhatian orang yang melihat akan langsung tertuju pada sekelompok orang di detik pertama saat gambar ditangkap oleh mata mereka dan diteruskan ke otak mereka.
Kamu bisa membuat bingkai dari apapun yang ada, misalnya daun, toples, sekali lagi, apapun!
Rule of Third
Cara ini berdasarkan kerja mata manusia yang (secara naturalnya) latah memfokuskan daerah 2/3 dari sebuah halaman yang ditunjukkan di depannya. Bingung? Ini bahasa yang mudah. Jangan pernah letakkan objek utamamu di tengah. Tempatkan agak ke pinggir kanan atau kiri, sebelah bawah atau atas, seperti gambar ini.
Lalu bagaimana cara menentukan lokasi yang pas? Jika kamu ngeker di kameramu, atau ngeliat lewat layar LCDnya, bayangkan bahwa gambarmu dibagi oleh 2 garis, horisontal dan vertikal, sehingga sekarang gambar tersebut terbagi menjadi 3 bidang yang sama.
Nah, titik dimana garis-garis tersebut berpotongan, ditandai dengan garis hijau, adalah tempat yang pas untuk menempatkan objek yang ingin kamu tonjolkan. Jika garis-garis tersebut kita masukkan di gambar bunga kuning sebelumnya, mungkin akan memudahkan bagi kamu untuk mengerti.
“Lalu bagaimana jika objek saya gede banget? Misalnya foto close-up muka. Bisahkah ini diaplikasikan?”
Tentu. Cukup cari saja apa yang paling menarik dari muka objek tersebut, dan tempatkan di titik-titik tersebut. Misalnya, jika manusia, yang paling menarik adalah mata, atau sudut bibir karena sudut bibir yang membentuk senyuman.
Ah, kebetulan saya punya foto Pak Sam. Kamu bisa mempelajari foto beliau.
Beberapa kamera memiliki bentuk rule of third ini, entah dipasang sebagai crosshair atau modus melihat lewat layar LCD. Kamu bisa mencoba mencari tombol “display” pada kamera kamu dan menekannya 2 atau 3 kali. Biasanya garis bantu tersebut akan muncul. Cara yang paling mudah ketimbang menebak-nebak sebenarnya membaca manual kamera kamu.
Golden Ratio
Ini sebenarnya lebih mudah ditemukan di lukisan. Biasanya saya gunakan jika objek yang menarik dan ingin ditonjolkan lebih dari satu.
Sama seperti rule of third, kamu bayangkan bahwa gambar yang ingin kamu ambil dibagi oleh 2 garis vertikal dan horisontal menjadi tiga bidang. Hanya saja, kali ini bidang-bidang yang dihasilkan tidaklah sama. Masing-masing 4 bidang di sudut memiliki proporsi yang sama dengan keseluruhan gambar, dan bidang yang ditengah memiliki proporsi yang sama dengan keempat bidang sebelumnya, dan keseluruhan gambar. Objek yang ingin dibuat menarik perhatian ditempatkan di titik-titik perpotongan garis-garis tersebut, atau di setiap sudut bidang kecil ditengah.
Bingung? Saya tau kok. Makanya saya bikinin gambar dibawah.
Lihat garis-garis yang membentuk bidang itu? Oke. Bidang A yang di sudut atas itu, proporsi panjang dan lebarnya sama dengan keseluruhan bidang gambar, atau begonya, bidang A itu keseluruhan gambar yang dikecilin sampe seukuran bidang itu sekarang. Begitu pula dengan proporsi bidang B. Sama dengan bidang A dan keseluruhan gambar. Nah, titik-titik merah itu tempat objek yang ingin dibuat menarik diletakkan.
Saya melalu pikiran bego saya percaya (menurut pengalaman saya), ini bisa bagus untuk multi objek ketimbang rule of third, dikarenakan pada rule of third, titik-titiknya lebih jauh sehingga fokus orang yang melihat akan pecah berantakan.
Kamu bisa mengaplikasikannya pada gambar pemandangan yang ada perahu, ditambah burung, ada rumah di belakang, dan seterusnya. Biasanya lebih dari dua objek. Contohnya gambar Yan dan Pak Olan berikut.
Dan translasi otak kira-kira sebagai berikut:
1. Hidung siapa itu? Oh, mayat di belakang…
2. Paha yang sexy (Untuk yang cewek. Kalau cowok? Periksa ke dokter.)
3. Siapa yang ngeliat laptop? Oh, Yan.
Diagonal Rule
Jika terlalu banyak yang bisa dilihat, terlalu banyak objek yang ingin kamu tonjolkan, massive, sekampung, kamu bisa mengaturnya dengan menemukan pola dan menempatkannya seolah-olah segaris.
Bayangkan ada garis yang menghubungkan sudut paling kiri bawah dengan sudut paling kanan atas, kemudian garis lain yang sejajar akan mengikuti kearah bawah dan atas, dengan besar bidang yang sama. “Bariskan” saja apa yang ingin kamu tunjukkan di garis-garis ini.
Bingung. Yoi. Nih.
Nah, kamu bisa bariskan garis sejajar itu di garis merah. Entah itu batu, tepi jalan, kali, air, serdadu, apapun. Misalnya foto seperti ini. Bisahkah kamu menemui “Yang Berbaris?”
Nah, ini gambar yang sudah ditimpa dengan pola diagonal rule untuk memudahkan.
Sebagai penutup, dalam menempatkan, kamu tidak perlu tepat benar di titik atau garis yang kamu bayangkan. Sesuaikan dengan kondisi lapangan, dan tentu saja, selera kamu.
sumber :
http://foto.dompu.info