Inspirasi itu bisa datang dimana saja, kapan saja, dengan objek apa saja.
Inspirasi itu layaknya rasa, berharap dia datang tapi tak tahu kapan, berharap cepat berlalu tapi masih melekat, berharap mendekat tapi jauh, ya kalau jodoh tidak akan kemana.
Menulis juga tidak harus ada inspirasi, cukup gerakkan jari, keluarkan apa yang ada di pikiran tulis walaupun tidak inspiratif yang penting nulis.
Nulis itu bukan karena ada inspirasi tapi karena ada niat, seberapa niat untuk menulis, dan seberapa niat untuk berbagi. Berbagi urusan ke sepuluh yang pertama tulis apa yang ada dalam pikiran, ada inspirasi maupun blank cukup tulis dan biarkan jari dan pikiran yang berbicara.
Inspiratif atau tidak tulisan tidak peduli, yang penting bagaimana nulis dan penuhin catatan dengan tulisan yang tidak inspiratif walaupun ada inspirasi untuk menulis tergantung niat.
Nulis, inspirasi, inspiratif.
Pingin bisa nulis walaupun tidak ada inspirasi tapi sangat inspiratif. Menulis layaknya berbicara, berbicara yang terkonsep dan tersusun rapi.
Nulis itu bikin pusing apalagi kalau perut lagi kosong, pikiran hilang karena perut lagi nyanyi keroncong.
Facebook cuma tempat sampah, buang semua kesal, galau, sedih senang di status, narsis gaya ABG Alay sambil jepret terus upload.
Pose sexy gaya artis sambil pamerin belahan dada dikiranya sexy abis ternyata cuma pamer onderdil.
Nulis status sedikit amis biar dikira romantis ternyata cuma cari pemanis.
Upload foto biar dikira artis taunya cuma asal copas.
Http://furkan.dompu.info